Company Culture dapat memberikan keseimbangan, keselarasan, dan kemajuan bisnis pada perusahaan.
Company Culture atau ‘Budaya Perusahaan’ mengacu pada sikap dan perilaku perusahaan dan karyawannya. Hal ini terlihat dari cara orang-orang dalam suatu perusahaan atau organisasi berinteraksi satu sama lain, nilai-nilai yang mereka pegang, dan keputusan yang mereka buat. Company Culture adalah sistem nilai dan keyakinan bersama yang memelihara kohesi sosial, serta berkontribusi pada ide dan pertumbuhan dalam perusahaan. Tidak semata-mata dibangun atas fasilitas, materi, atau latar belakang.
Kohesi sosial pada suatu perusahaan adalah kondisi dimana setiap elemen sosial dalam perusahaan (masyarakat) berfungsi saling memberikan standar norma-norma yang baik. Jadi, sebaiknya perusahaan dapat men-define karyawan mana yang memang memberikan kontribusi serta nilai yang baik bagi karyawan lainnya yang akan berefek pada pertumbuhan suatu perusahaan, bisnis, atau organisasi.
Photo by Timon Studler on Unsplash
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memperhatikan budaya pada perusahaannya. Seorang founder akan membuat budaya perusahaan yang disesuaikan dengan visi, misi, dan pencapaian/goals. Berikut adalah beberapa hal penting untuk membangun budaya perusahaan yang baik dan benar. Kunci utamanya adalah keseimbangan dan respon timbal-balik antar karyawan dengan perusahaan, dan/atau sebaliknya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri company culture positif dan negatif pada suatu perusahaan.
- Omset rendah namun berpeluang untuk berkembang
- Manajemen yang transparan dan responsif
- Pengakuan keberhasilan dan prestasi
- Keseimbangan kehidupan kerja yang sehat di antara karyawan
- Omset tinggi tanpa perencanaan dan plafon yang matang
- Kurangnya kejelasan dan arahan dari manajemen
- Tidak dapat mengakui dan menghargai pekerjaan yang baik
- Aliansi karyawan dan gosip tentang orang lain
- Membangun tim yang tepat
- Ciptakan insentif untuk suatu kesuksesan dan pencapaian
- Membuat tujuan (goals) dan ekspektasi
- Kepercayaan
- Menumbuhkan keseimbangan dalam kehidupan kerja
Photo by Hannah Busing on Unsplash
Menurut survei dari FlexJobs, 25% karyawan berhenti dari peran mereka dalam enam bulan menjelang Maret 2022 yang dikarenakan kondisi ditempat kerja kurang baik (toxic workplace). Sayangnya, akhir-akhir ini, banyak pengusaha dan manajer memiliki pandangan yang salah tentang budaya perusahaan.
Membaca ulasan singkat di atas, apakah Anda sudah mengerti dan paham apa itu company culture atau ‘budaya perusahaan’? Marilah memulai untuk memberikan kontribusi dan berkomunikasi yang baik agar terciptanya budaya perusahaan yang baik. Sebesar apapun kontribusi yang Anda berikan akan sangat berharga untuk setiap perusahaan.