Cara sederhana untuk menabung meski gaji UMR.

Hampir semua orang merasakan semakin hari kebutuhan rasanya semakin bertambah namun pendapatan segitu-gitu saja. Sebetulnya, yang gajinya lebih dari UMR pun memiliki tantangan tersendiri untuk menabung. Bagaimana dengan yang gajinya pas UMR? Apakah masih ada harapan untuk menabung? Tentu ada. Berikut cara jitu agar bisa menabung meski gaji UMR.

1. Menabung Emas

Jangankan negara berkembang, negara yang sudah maju sekalipun tidak terbebas dari inflasi. Dibanding dengan menabung uang, menabung emas dapat bertahan dari arus inflasi. Kalau pun terjadi penurunan, sifatnya hanya sementara. Caranya pun terbilang mudah dan murah. Anda bisa mendatangi kantor Antam atau Pegadaian terdekat dan mengikuti program Tabungan Emas. Seperti menabung pada umumnya, Anda menyimpan uang di Antam atau Pegadaian untuk membeli emas. Dengan kata lain, menabung (membeli) emas dengan cara mencicil. Tabungan Emas bisa dimulai dengan harga Rp5.000-an atau kelipatan 0,01 gram.

2. Biaya Sehari-hari

Setiap hari, Anda tentu harus menyisihkan uang untuk makan dan transportasi. Namun, Anda masih tetap bisa berhemat dan mengalokasikannya ke pos lain. Meski sudah lelah bekerja, tidak ada salahnya meluangkan sedikit waktu untuk menyiapkan bekal, tidak perlu menu yang sulit, yang penting bergizi.

Untuk satu kali makan di warteg atau jajan, setidaknya Anda harus merogoh kocek sekitar Rp20.000. Padahal dengan Rp20.000, Anda bisa membeli bahan-bahan untuk membuat sop seharga Rp6.000, tempe seharga Rp6.000 (satu papan) dan tahu 8 potong (1 potong = Rp1.000) untuk sarapan, makan siang dan malam.

Begitu pula dengan transportasi, jika belum memiliki motor sendiri, Anda bisa menyiasatinya dengan promo yang banyak ditawarkan ojek online. Di samping menggunakan commuter line, MRT atau TransJakarta yang harganya ramah di kantong, tidak ada salahnya mengisi dompet online yang disediakan aplikasi ojek online untuk mendapatkan diskon tambahan.

3. Mengubah Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup konsumtif memang ‘membutakan’ terlebih jika kita memiliki daya beli, bahkan yang diinginkan namun ternyata tidak dibutuhkan pun bisa dibeli. Tanpa disadari, gaya hidup seperti ini menggangu ‘kesehatan’ finansial dan juga psikologis. Jika sudah begitu, apa yang harus dilakukan? Tentukan skala prioritas! Kebutuhan tidak sama dengan keinginan, kadang yang Anda inginkan belum tentu Anda butuhkan. Selalu prioritaskan kebutuhan setiap bulannya. Jika kebutuhan sudah terpenuhi dan Anda memiliki sisa uang, barulah penuhi keinginan Anda yang lain.