Asal-usul barongsai saat Imlek.
Photo by Fikri Rasyid on Unsplash
Kita semua mungkin tahu, setiap perayaan Imlek pasti selalu ada barongsai. Di klenteng, mal, bahkan di jalanan, barongsai tak pernah absen meramaikan perayaan Tahun Baru Cina. Boneka berbentuk singa dengan tubuh bersisik seperti naga ini biasanya dimainkan oleh dua orang. Dengan gerakan yang dinamis dan jenaka, barongsai memang menghibur. Tapi tahukah Anda mengapa selalu ada barongsai saat Imlek?
Dikutip dari buku 5000 Tahun Ensiklopedia Tionghua 1 karya Christine dan kawan kawan, terbitan St Dominic Publishing tahun 2015, menurut kepercayaan leluhur Cina, setiap awal tahun baru adalah masa di mana para dewa-dewi kembali ke kahyangan untuk melapor ke Kaisar Langit. Maka saat ini roh-roh jahat di dunia menjadi semakin ganas karena tidak ada yang mengendalikan mereka ketika dewa-dewi sedang berada di kahyangan. Dari kepercayaan tersebut, orang Cina kuno lalu membuat tarian barongsai yang telah diberkati sebelumnya di klenteng dengan tujuan mengusir setan.
Photo by Visual Karsa on Unsplash
Versi lain menyebutkan bahwa ada sebuah legenda yang berkembang di kalangan masyarakat kuno. Mahluk jejadian bernama nien (sama dengan nien yang berarti tahun baru) suka menyerang manusia. Konon, nien takut warna merah dan bunyi-bunyian keras seperti petasan. Itulah kenapa barongsai selalu diiringi musik yang meriah, gunanya untuk mengusir nien.
Namun, ada satu hal yang unik. penyebutan barongsai sebenarnya hanya ada di Indonesia. Nama asli kesenian ini di negara asalnya adalah Wu Shi. Sedangkan di negara-negara Barat menyebutnya lion dance. Nama barongsai sendiri merupakan cerminan akulturasi budaya Cina di Indonesia. Kata Barong berasal dari kesenian boneka asal Bali yang dimainkan oleh manusia di dalamnya. Sedangkan kata Sai dalam bahasa Hokkian berarti singa.