Karena rasa iri lantaran mereka juga ingin mencicipi anggur buatan Belanda, mereka kemudian membuat minuman tandingan, namun tidak mengandung alkohol yang kemudian mereka namai Bir Pletok.
Sejak dulu, masyarakat Betawi memang sangat erat hubungannya dengan agama Islam. Ini bisa dilihat dari bagaimana mereka berpakaian. Para lelaki banyak yang menggunakan sarung dan peci. Sedangkan perempuan menggunakan kain seperti kerudung untuk menutupi rambut mereka. Karena itu, saat Belanda masuk ke Indonesia, mereka sedikit khawatir. Apalagi jika para penjajah itu sudah mengadakan pesta, hampir tak pernah lepas dari minuman keras.
Banyak masyarakat Betawi pada saat itu yang menyaksikan orang Belanda berpesta. Semakin banyak minuman anggur yang dikeluarkan, maka pestanya pun semakin meriah. Masyarakat Betawi menyaksikannya dengan perasaan kesal, tapi di sisi lain juga iri.
Perasaan iri muncul lantaran mereka juga ingin mencicipi anggur buatan Belanda. Sayangnya, minuman itu berjenis minuman keras dan dilarang dalam Islam. Maka mereka kemudian membuat minuman tandingan. Mereka membuat minuman dengan warna yang menyerupai bir, merah kecokelatan, namun tidak mengandung alkohol di dalamnya. Minuman itu mereka namai, Bir Pletok. Lalu dari manakah asal kata “Pletok”?
Kata pletok diambil dari bunyi khas yang keluar saat penutup wine dibuka. Jika penyumbat kayu yang biasa digunakan sebagai penutup botol anggur dicabut, maka akan terdengar suara seperti ‘pletok’. Itulah yang digunakan masyarakat Betawi untuk menamai bir buatan mereka.
Sampai saat ini, bir pletok masih menjadi minuman khas Betawi yang biasanya disuguhkan saat ada acara besar, seperti khitanan, pernikahan, atau saat perayaan ulang tahun Ibu Kota.
Warna bir pletok memang nampak seperti campuran bir dan anggur. Tapi tidak ada rasa asam atau pahit sama sekali. Bir pletok justru manis, dan tentunya tidak memabukkan.
Yang menyamakan bir pletok dengan minuman bir beralkohol adalah sama-sama membuat peminumnya merasa hangat. Ini karena bir pletok terbuat dari rempah, seperti jahe dan serai. Ada pula tambahan daun pandan yang membuat minuman ini wangi.
Meski dapat menghangatkan badan, namun bir pletok modern juga nikmat diminum dingin dengan tambahan es. Tertarik mencoba?