Kenali gejalanya sebelum terlambat. Simak!
Photo by Milada Vigerova on Unsplash
Setelah rapper asal Amerika Serikat, Kanye West sempat menjadi sorotan karena unggahannya di Twitter, berita mengenai gangguan bipolar kembali ramai diperbincangkan. Istilah gangguan bipolar sendiri mengacu pada perubahan suasana hati yang ekstrem dan terjadi secara tiba-tiba. Dengan kata lain, gangguan psikologis ini membuat penderitanya tidak mampu mengontrol emosi.
Gangguan bipolar merupakan kondisi yang kompleks di mana banyak hal bisa menjadi faktor penyebab, seperti genetik, biologis, dan lingkungan. Gejala bipolar pada setiap penderita sangat bervariasi, bahkan ada yang sulit sekali dilihat sehingga orang lain menganggap penderita bipolar seperti stres atau depresi saja. Padahal, jika tidak ditangani dengan tepat, gejalanya bisa kian memburuk.
Photo by Uday Mittal on Unsplash
Melansir dari hellosehat, pada fase hipomania atau mania, penderita bipolar biasanya menunjukkan gejala tidak bisa diam, merasakan kegembiraan yang meluap-luap, bicara sangat cepat tanpa maksud yang jelas, begadang semalaman namun tidak merasa mengantuk di pagi hari, bertingkah ceroboh seperti mengemudi ugal-ugalan, mabuk atau belanja gila-gilaan namun jadi lebih waspada terhadap lingkungan sekitar termasuk suara atau sentuhan.
Sementara pada fase depresi, penderita menunjukkan gejala yang bertolak belakang dengan fase hipomania atau mania, yakni menarik diri dari lingkungan, kehilangan minat terhadap aktivitas yang digemari, tidak bertenaga, bicara lambat seperti melantur, sukar berkonsentrasi, memiliki keinginan bunuh diri, tidak nafsu makan dan terus menerus merasa dirinya tidak layak dan tidak berguna.
Dilihat dari gejala tersebut, melansir dari laman Mayo Clinic, setidaknya ada empat jenis gangguan bipolar yang mungkin termasuk hipomania (suasana hati dan perilaku penderita mengingkat di atas perilaku normal) dan/atau depresi, yakni:
Photo by Joshua Fuller on Unsplash
- Gangguan Bipolar 1
Ditandai dengan manik depresif, yakni perubahan suasana hati yang sangat drastis di mana penderita mengalami hipomania atau mania— rasa senang atau gembira yang berlebihan, tidak bisa diam dan terus bergerak aktif, banyak bicara namun sulit dipahami, tidak bisa tidur tanpa merasa mengantuk hingga tidak bisa membedakan mana yang nyata dan imajinasi (psikosis) sekaligus beberapa fase depresi.
- Gangguan Bipolar II
Kebalikan dari gangguan bipolar I, penderita gangguan bipolar II justru seperti tidak memiliki energi, tidak bahagia, dan lebih ceroboh. Gangguan ini juga diikkuti dengan hipersomnia, yakni rasa lelah yang berlebihan.
- Gangguan Siklotimi
Gangguan siklotimi atau juga dikenal dengan sebutan siklotimia merupakan gangguan yang menyebabkan suasana hati dan emosi naik turun. Bisa mengalami hipomania dalam waktu yang lama dengan sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali gejala depresi. Setidaknya setiap orang pernah mengalami gangguan ini satu atau dua tahun saat remaja (beranjak dewasa).
- Bipolar Tipe Lain
Gangguan bipolar lain yang disebabkan oleh konsumsi alkohol dan obat-obatan tertentu karena kondisi medis seperti stroke, penyakit Cushing—disebabkan hormon kortisol (hormon yang berkaitan dengan respons tubuh terhadap stress) yang terlalu tinggi, dan penyakit sclerosis—gangguan saraf otak, mata, dan tulang belakang.
Photo by freestocks on Unsplash
Oleh sebab itu, jangan mudah menghakimi. Jika Anda menduga seseorang memiliki gejala awal gangguan bipolar atau bahkan diri Anda merasa demikian, segera cari bantuan yang tepat. Konsultasi dengan ahli kesehatan mental menjadi langkah pertama untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut tentang apa yang dialami dan bagaimana cara menanganinya.