Tetap disiplin melakukan protokol kesehatan untuk kebaikan bersama.

Sumber foto: Pixabay

Sudah tiga bulan lebih dinyatakan sebagai pandemi, namun statistik COVID-19 dunia belum menunjukkan angka penurunan. Di Indonesia sendiri, pertumbuhan kasus COVID-19 terbilang fluktuatif cenderung meningkat.
 
Mengutip detik.com, Tim Peneliti Eijkman-Oxford Clinical Research Unit (EOCRU) mengungkapkan hingga saat ini Indonesia belum menampilkan kurva epidemi COVID-19 yang sesuai dengan standar ilmu epidemiologi.
 
Ahli biostatistik Eijkman-Oxford Clinicak Research Unit, Iqbal Elyazar, menyampaikan kurva epidemi yang sesuai standar terdiri dari sumbu vertical Y yang menunjukkan jumlah kasus baru dan sumbu horizontal X yang mengindikasikan tanggal orang mulai bergejala, tanggal mulai terinfeksi, dan tanggal diperiksa.
 
Sementara sumbu X pada kurva yang disampaikan pemerintah setiap harinya menunjukkan angka pertambahan COVID-19 yang terlapor (setiap hari). Karena seharusnya memang bukan angka terlapor, di mana angkanya mungkin bisa lebih tinggi karena kapasitas laboraturioum yang memeriksa sudah penuh atau test kit yang tidak mencukupi.
 
Belum lagi skenario new normal yang mengundang kontroversi, banyak masyarakat yang terlena dan menganggap pandemi sudah berakhir Pemerintah menggaungkan new normal dengan tujuan menjaga produktivitas masyarakat, namun tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti wajib memakai masker saat keluar rumah, rutin mencuci tangan, senantiasa menjaga jarak aman dan menghindari kerumunan.
 
Faktanya, banyak masyarakat yang tidak mengindahkan protokol kesehatan tersebut. Perlu diingat, virus corona dapat menyebar dari satu orang ke orang-orang lainnya jika berkerumun dan tidak menjaga jarak. Serta mudah menular ketika ada kontak langsung.
 
Diberlakukannya new normal bukan berarti masyarakat bebas melakukan apapun seperti sebelum COVID-19 mewabah. Meski diperbolehkan beraktivitas, seperti bekerja atau pergi ke pasar, namun masyarakat harus tetap mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus. Dan protokol tersebut harus terus dilakukan hingga obat atau vaksin COVID-19 ditemukan. Jika tidak ada kepentingan apapun, sebisa mungkin tetap berada di rumah.