Contact Us
Find Our Page
// Instagram
// Follow Us

Hotel Majapahit: Saksi Bisu Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia dan Hari Pahlawan

Prisca Akhaya

Hotel Majapahit di Surabaya bukan hanya sekadar penginapan mewah, tetapi juga sebuah tempat bersejarah yang menyimpan cerita perjuangan bangsa Indonesia. Simak selengkapnya di bawah ini!

Sumber gambar: Airlangga Global Engagement
 
Berdiri sejak era kolonial, hotel ini menjadi saksi penting berbagai peristiwa yang mengukir perjalanan menuju kemerdekaan. Hotel ini juga terlibat dalam peristiwa yang memicu pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945, yang diperingati sebagai Hari Pahlawan.
 
Awal Berdirinya Hotel Majapahit
 

Sumber gambar: Birokrat Menulis
 
Hotel ini awalnya didirikan pada 1 Juni 1910 oleh Lucas Martin Sarkies bersaudara dan resmi dibuka pada tahun 1912 dengan nama Oranje Hotel. Selama masa pendudukan Jepang pada tahun 1942, namanya berubah menjadi Yamato Hoteru. Setelah proklamasi kemerdekaan pada 1945, hotel ini sempat berganti nama menjadi Hotel Merdeka, hingga akhirnya pada tahun 1969 berganti nama menjadi Hotel Majapahit, terinspirasi dari Kerajaan Majapahit yang besar di wilayah Surabaya.
 
Tragedi Bersejarah 19 September 1945
 

Sumber gambar: Suara Surabaya
 
Peristiwa heroik terjadi di hotel yang berlokasi di Jalan Tunjungan, Kecamatan Genteng, pada 19 September 1945. Hari itu, sekelompok orang Belanda mengibarkan bendera merah, putih, dan biru milik Kerajaan Belanda di puncak hotel. Para pejuang Indonesia yang tidak terima segera bertindak. Dengan keberanian luar biasa, Hariyono dan Kusno Wibowo memanjat atap hotel untuk merobek bagian biru pada bendera, menjadikannya merah putih sebagai simbol kemerdekaan.
 
Namun, aksi ini tidak berjalan tanpa perlawanan. Pemimpin kelompok Belanda, WVC Ploegman, terlibat baku hantam dengan pejuang Indonesia di dalam hotel. Ploegman akhirnya tewas dicekik oleh Sidik, seorang residen Soedirman yang sebelumnya berusaha berunding agar bendera diturunkan secara damai. Sayangnya, Sidik juga gugur setelah ditembak oleh tentara Belanda. Peristiwa ini memicu pertempuran besar pada 10 November 1945, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.
 
Perubahan Nama dan Warisan Sejarah
Hotel Majapahit telah berganti nama sebanyak lima kali sepanjang sejarahnya. Setelah didirikan pada 1910 dengan nama Oranje Hotel, hotel ini berganti nama menjadi Hotel Yamato pada masa pendudukan Jepang, dan Hotel Merdeka setelah proklamasi kemerdekaan pada 1945. Pada 1946, nama hotel berubah menjadi L.M.S Hotel, sesuai dengan nama pendirinya, Lucas Martin Sarkies, hingga akhirnya pada 1969 menjadi Hotel Majapahit, yang tetap digunakan hingga saat ini.
 
Seiring waktu, Hotel Majapahit berkembang menjadi penginapan mewah bintang lima yang tetap mempertahankan desain klasiknya. Pihak pengelola menjaga tampilan hotel seperti sedia kala untuk mempertahankan nilai historisnya. Kini, hotel ini juga ditetapkan sebagai cagar budaya, menjadi simbol keberanian pemuda Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
 
Hotel Sebagai Cagar Budaya dan Tempat Peringatan
 

Sumber gambar: TripAdvisor
 
Sebagai penghormatan terhadap nilai sejarahnya, Hotel Majapahit telah ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya Nasional oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2014. Hotel ini tetap mempertahankan arsitektur bergaya art nouveau dan art deco, dengan dekorasi yang mengajak tamu bernostalgia ke masa lampau. Taman luas di dalam hotel sering digunakan untuk acara pernikahan, dan monumen dibangun di depan hotel untuk mengenang perobekan bendera Belanda yang menjadi simbol perjuangan.
 
Teatrikal Perobekan Bendera dan Hari Pahlawan
 

Sumber gambar: RRI.co.id
 
Setiap tahun, Pemerintah Kota Surabaya menggelar aksi teatrikal untuk memperingati peristiwa perobekan bendera Belanda yang terjadi di Hotel Yamato. Pertunjukan ini, yang melibatkan seratusan pemain, bertujuan mengenang insiden tersebut sebagai titik awal pertempuran yang memicu Hari Pahlawan pada 10 November 1945.
 
Hotel Majapahit tak hanya menyuguhkan kemewahan, tetapi juga menyimpan cerita heroik yang tak lekang oleh waktu. Tempat ini menjadi pengingat keberanian para pahlawan yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia, menjadikannya tujuan penting bagi wisatawan dan pecinta sejarah. Saat ini, pengunjung dapat menginap di hotel bintang lima ini dengan tarif mulai dari Rp948.000 per malam, di Jalan Tunjungan 65, Surabaya, untuk merasakan nuansa sejarah perjuangan kemerdekaan.

Related Posts

Editor's Choice

Most Reads

Follow us on Instagram!

Follow us 👉 @alinear.id for more interesting updates, promos, and vouchers coming up! ✨

Or, click the button below to join and request the 2024 Alinear Indonesia collaboration & partnership program for your business and promotions.⁠

*Terms & Conditions Applied.

Contact us Contact us
img