Kesalahan yang harus dihindari saat merencanakan pendidikan anak. Apa saya ya? Simak!
Photo by Alan Rodriguez on Unsplash
Kesalahan yang umumnya terjadi adalah banyak orang tua yang tidak melakukan perencanaan. Bisa dibilang ini kesalahan yang cukup fatal bagi para orang tua, mengingat biaya pendidikan yang terus naik. Meski terdengar konyol, namun akan lebih baik jika Anda sudah memiliki perencanaan meski anak Anda belum masuk usia sekolah. Agar saat tiba waktunya nanti, Anda tidak perlu pusing-pusing lagi mencari dana untuk menyekolahkan anak Anda.
Terlambat merencanakan biaya pendidikan anak terjadi biasanya karena orang tua terus menunda.Jangan pernah berkompromi untuk pendidikan anak. Kalau bisa sekarang, kenapa harus ditunda? Justru semakin sering Anda menunda, semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan.
Ada juga orang tua yang salah melakukan perencanaan dana pendidikan, karena mengabaikan faktor kenaikan biaya pendidikan. Biaya pendidikan di Indonesia rata-rata mengalami peningkatan sekitar 15% – 20% per tahun. Ada beberapa sekolah yang mengalami kenaikan 10% per semester (setara dengan 21% per tahun).
Photo by Thiago Cerqueira on Unsplash
Bukan rahasia lagi, butuh dana yang sangat besar untuk menyekolahkan anak hingga ke perguruan tinggi. Oleh karena itu, sudah sewajarnya Anda dapat menabung atau berinvestasi lebih banyak bukan sebaliknya. Dalam melakukan perhitungan, idealnya Anda menggunakan asumsi-asumi yang realistis atau cenderung konservatif.
Anda juga harus tahu sebaiknya menabung atau berinvestasi di produk yang mana? Berapa jumlahnya? Kapan waktunya? Ada banyak produk keuangan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan anak, mulai dari tabungan pendidikan berjangka (taka), deposito, asuransi pendidikan, investasi reksa dana dan produk investasi lainnya. Intinya, sebelum memutuskan berinvestasi, buat lah rencana keuangan terlebih dulu. Salah seorang ahli keuangan, Robert T. Kiyosaki mengatakan bahwa ketika berinvestasi jangan fokus pada produk, namun pada strateginya.