5 kawasan di Jakarta yang menyimpan banyak sejarah...
Dulu kawasan ini menjadi pusat pemerintahan Batavia awal, sebelum akhirnya dipindah ke kawasan Weltevreden (kini Medan Merdeka). Beberapa bangunan di kawasan Kota Tua yang hingga kini masih berfungsi antara lain Kantor Gubernur Jenderal VOC yang kini menjadi Museum Sejarah Jakarta, Gereja Lama Belanda yang sekarang menjadi Museum Wayang, Jembatan Merah, Menara Syahbandar, gudang rempah VOC kini Museum Bahari, dan Pelabuhan Sunda Kelapa.
Photo by Rafael Atantya on Unsplash
Jika Anda kini mengenal Kampung Bali, Kampung Banda, dan Kampung Tugu di Jakarta, sebenarnya kawasan tersebut mengacu pada sejarah kawasan tersebut dulunya merupakan pemukiman tawanan perang yang disentralisasi oleh Hindia-Belanda, sebagian besar berakhir menjadi budak.
Pada zaman kependudukan Hindia-Belanda, Jatinegara disebut Mester Cornelis. Dahulu di kawasan ini terdapat Benteng Belanda Mester Cornelis untuk menjaga akses ke arah Buitenzorg (Bogor). Bangunan bersejarah lainnya antara lain Stasiun Kereta Api Jatinegara, Pasar Lama Jatinegara, Gereja GPIB Koinonia, bangunan bekas markas Kodim 0505, rumah langgam Cina, kelenteng, dan bangunan SMP 14 Jatinegara.
Photo by Ilmie Yuntafau on Unsplash
Sejarah kawasan Blok M terbilang lebih muda dibanding kawasan lain. Blok M dahulu disiapkan oleh Hindia-Belanda sebagai kawasan pemukiman baru bernama Kebayoran Ilir. Membentang dari Blok A sampai S, dengan Centrale Stichting Wederopbouw (CSW) sebagai pengawas pembangunan kawasan tersebut. Kawasan Blok M sempat menjadi tempat nongkrong favorit bagi anak gaul Jakarta di era '80-'90an.
Kawasan yang dimaksud di sini merujuk pada hampir seluruh kawasan Jakarta Pusat saat ini. Termasuk daerah Monumen Nasional, Gambir, Tanah Abang, dan Lapangan Banteng. Sampai saat ini kawasan yang pada zaman Hindia-Belanda bernama Weltevreden masih berfungsi sebagai pusat pemerintahan.